PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY – MAMDANI
ABSTRAK
Permasalahan yang timbul di dunia ini seringkali mengandung ketidakpastian, logika fuzzy merupakan salah satu metode untuk melakukan analisis sistem yang mengandung ketidakpastian. Pada penelitian ini digunakan metode mamdani atau sering juga dikenal dengan metode Min – Max. Perancangan sistem untuk mendapatkan output dilakukan dalam tahap – tahap (a) pembentukan himpunan fuzzy, (b) Aplikasi fungsi implikasi, (c) membentuk aturan – aturan, (d) penegasan (defuzzifikasi). Pada penelitian ini defuzzifikasi dilakukan dengan menggunakan metode centroid. Pada metode ini nilai defuzzyfikasi bergerak secara halus, sehingga perubahan pada himpunan fuzzy juga akan bergerak dengan halus. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dengan memasukkan variabel input pada bulan juli 2005, yaitu jumlah permintaan sebesar 21.945 unit dan jumlah persediaan sebesar 1.824 unit menghasilkan output jumlah produksi sebesar 20.300 unit.
Kata Kunci : Ketidakpastian, Jumlah produksi, Logika fuzzy.
Pendahuluan
Pada saat ini hampir semua perusahaan yang bergerak dibidang industry dihadapkan pada suatu masalah yaitu adanya tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk merencanakan atau menentukan jumlah produksi, agar dapat memenuhi permintaan pasar dengan tepat waktu dan dengan jumlah yang sesuai. Sehingga diharapkan keuntungan perusahaan akan meningkat. Pada dasarnya penentuan jumlah produksi ini direncanakan untuk memenuhi tingkat produksi guna memenuhi tingkat penjualan yang direncanakan atau tingkat permintaan pasar. Logika fuzzy (logika samar) itu sendiri merupakan logika yang berhadapan dengan konsep kebenaran sebagian, dimana logika klasik menyatakan bahwa segala hal dapat di ekspresikan dalam istilah binary (0 atau 1). Logika fuzzy memungkinkan nilai keanggotaan antara 0 dan 1. Berbagai teori didalam perkembangan logika fuzzy menunjukkan bahwa pada dasarnya logika fuzzy dapat digunakan untuk memodelkan berbagai sistem.
Logika fuzzy dianggap mampu untuk memetakan suatu input kedalam suatu output tanpa mengabaikan faktor–faktor yang ada. Logika fuzzy diyakini dapat sangat fleksibel dan memiliki toleransi terhadap data-data yang ada. Dengan berdasarkan logika fuzzy, akan dihasilkan suatu model dari suatu sistem yang mampu memperkirakan jumlah produksi. Faktor–faktor yang mempengaruhi dalam menentukan jumlah produksi dengan logika fuzzy antara lain jumlah permintaan dan jumlah persediaan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan dari penelitian yang akan dilakukan yaitu: memperkirakan jumlah produksi berdasarkan logika fuzzy dengan memperhatikan faktor jumlah permintaan dan jumlah persediaan.
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Produk yang diteliti adalah kloset jongkok.
2. Faktor–faktor yang mempengaruhi penentuan jumlah produksi adalah jumlah permintaan dan jumlah persediaan.
3. Penalaran fuzzy menggunakan metode mamdani
4. Penegasan (defuzzyfikasi) dengan metode centroid.
5. Pengolahan data menggunakan bantuan software matlab 6.1
6. Data lain tidak diteliti atau dianggap tetap.
Dasar Teori
Logika Fuzzy
Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya berada diluar model matematis dan bersifat inexact. Konsep ketidakpastian inilah yang menjadi konsep dasar munculnya konsep logika fuzzy. Pencetus gagasan logika fuzzy adalah Prof. L.A. Zadeh (1965) dari California University. Pada prinsipnya himpunan fuzzy adalah perluasan himpunan crisp, yaitu himpunan yang membagi sekelompok individu kedalam dua kategori, yaitu anggota dan bukan anggota.
Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item x dalam suatu himpunan A, yang sering ditulis dengan µ A [x], memiliki 2 kemungkinan, yaitu ( Kusumadewi, 2003: 156 ) :
• Satu (1) yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam suatu himpunan.
• Nol (0) yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu himpunan.
Pada himpunan crisp, nilai keanggotaan ada 2 kemungkinan, yaitu 0 atau 1. Sedangkan pada himpunan fuzzy nilai keanggotaan terletak pada rentang 0 sampai 1. Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun negatif ( Kusumadewi, 2003: 159 ) .
Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy (Kusumadewi, 2001: 12 ).
Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data kedalam nilai keanggotaan yang memiliki interval antara 0 sampai 1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi. Ada beberapa fungsi yang bisa digunakan diantaranya :
1. representasi linear
2. representasi segitiga
3. representasi trapesium
4. representasi kurva bentuk bahu
5. representasi kurva S
6. representasi bentuk lonceng
Sistem Inferensi Fuzzy Metode Mamdani
Metode mamdani sering juga dikenal dengan nama metode min–max. Metode ini diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada tahun 1975. Untuk mendapatkan output diperlukan 4 tahapan, diantaranya :
1. Pembentukan himpunan fuzzy
Pada metode mamdani baik variabel input maupun variabel output dibagi menjadi satu atau lebih himpunan fuzzy.
2. Aplikasi fungsi implikasi
Pada Metode Mamdani, fungsi implikasi yang digunakan adalah min.
3. Komposisi aturan
Metode yang digunakan dalam melakukan inferensi sistem fuzzy, yaitu Metode max (maximum). Secara umum dapat dituliskan :
dengan :
µsf[Xi] = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke i
µkf [Xi]) = nilai keanggotaan konsekuan fuzzy aturan ke i
4. Penegasan (defuzzy)
Defuzzifikasi pada komposisi aturan mamdani dengan menggunakan metode centroid. Dimana pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil titik pusat daerah fuzzy.
Secara umum dirumuskan (Bo Yuan, 1999) :
Ada dua keuntungan menggunakan metode centroid, yaitu (Kusumadewi, 2002):
1. Nilai defuzzyfikasi akan bergerak secara halus sehingga perubahan dari suatu himpunan fuzzy juga akan berjalan dengan halus.
2. Lebih mudah dalam perhitungan.
Metode Penelitian
Identifikasi Data
Identifikasi data dilakukan dengan penentuan variabel yang diperlukan dalam melakukan perhitungan dan analisis masalah. Perusahaan dalam melakukan proses produksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
1. Jumlah Permintaan
2. Jumlah Persediaan
3. Jumlah Produksi
Pembentukan himpunan fuzzy
Pada metode mamdani baik variabel input maupun variabel output dibagi menjadi satu atau lebih himpunan fuzzy.
Aplikasi fungsi implikasi
Pada metode mamdani, fungsi implikasi yang digunakan untuk tiap – tiap aturan adalah fungsi min.
Penegasan (defuzzy)
Proses penegasan (defuzzyfikasi) menggunakan bantuan software matlab dengan menggunakan fasilitas yang disediakan pada toolbox fuzzy.
Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data permintaan, data persediaan dan data jumlah produksi untuk kurun waktu antara bulan Juli 2004 sampai dengan bulan Juni 2005. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Untuk menentukan jumlah produksi pada bulan juli 2005, juga dibutuhkan data permintaan dan persediaan bulan juli 2005. Data permintaan untuk bulan juli 2005 adalah sebesar 21.945 unit. Sedangkan untuk data persediaan pada bulan juli 2005 adalah sebesar 1.824 unit. Dan sampai saat ini perusahaan mampu memproduksi barang maksimum 25.000 produk tiap bulannya.
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menentukan variabel dan semesta npembicaraan, dilanjutkan dengan membentuk himpunan fuzzy. Penentuan variabel dan semesta pembicaraan dari hasil pengambilan data dapat diperoleh pada tabel 2. Sedang himpunan fuzzy ditampilkan pada tabel 3.
Langkah selanjutnya adalah membuat fungsi keanggotaan untuk tiap variable permintaan, persediaan dan jumlah produksi. Fungsi keanggotaan variabel persediaan, meliputi kurva bentuk S penyusutan untuk himpunan sedikit dan kurva bentuk S pertumbuhan untuk himpunan banyak.
Sedangkan kurva PI untuk himpunan sedang. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1. Fungsi keanggotaan variabel permintaan, meliputi kurva bentuk S penyusutan untuk himpunan sedikit dan kurva bentuk S pertumbuhan untuk himpunan banyak. Sedangkan kurva PI untuk himpunan sedang. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2. Fungsi keanggotaan variabel jumlah produksi, meliputi kurva bentuk S penyusutan untuk himpunan sedikit dan kurva bentuk S pertumbuhan untuk himpunan banyak. Sedangkan kurva PI untuk himpunan sedang. Hal ini dapat dilihat pada gambar 3.
Setelah penentuan fungsi keanggotaan variabel, maka dilakukan pembentukan aturan logika fuzzy. Berdasarkan data – data yang ada, dapat dibentuk aturan – aturan sebagai berikut :
1. if (Permintaan is Sedikit) and (Persediaan is Sedikit) then (Jumlah Produksi is Sedikit)
2. if (Permintaan is Sedikit) and (Persediaan is Sedikit) then (Jumlah Produksi is Sedang)
3. if (Permintaan is Sedikit) and (Persediaan is Sedang) then (Jumlah Produksi is Sedikit)
4. if (Permintaan is Sedikit) and (Persediaan is Sedang) then (Jumlah Produksi is Sedang)
5. if (Permintaan is Sedikit) and (Persediaan is Sedang) then (Jumlah Produksi is Banyak)
6. if (Permintaan is Sedikit) and (Persediaan is Banyak) then (Jumlah Produksi is Sedikit)
7. if (Permintaan is Sedikit) and (Persediaan is Banyak) then (Jumlah Produksi is Sedang)
8. if (Permintaan is Sedang) and (Persediaan is Sedikit) then (Jumlah Produksi is Sedikit)
9. if (Permintaan is Sedang) and (Persediaan is Sedikit) then (Jumlah Produksi is Sedang)
10. if (Permintaan is Sedang) and (Persediaan is Sedikit) then (Jumlah Produksi is Banyak)
11. if (Permintaan is Sedang) and (Persediaan is Sedang) then (Jumlah Produksi is Sedikit)
12. if (Permintaan is Sedang) and (Persediaan is Sedang) then (Jumlah Produksi is Sedang)
13. if (Permintaan is Sedang) and (Persediaan is Sedang) then (Jumlah Produksi is Banyak)
14. if (Permintaan is Sedang) and (Persediaan is Banyak) then (Jumlah Produksi is Sedikit)
15. if (Permintaan is Sedang) and (Persediaan is Banyak) then (Jumlah Produksi is Sedang)
16. if (Permintaan is Sedang) and (Persediaan is Banyak) then (Jumlah Produksi is Banyak)
17. if (Permintaan is Banyak) and (Persediaan is Sedikit) then (Jumlah Produksi is Sedang)
18. if (Permintaan is Banyak) and (Persediaan is Sedikit) then (Jumlah Produksi is Banyak)
19. if (Permintaan is Banyak) and (Persediaan is Sedang) then (Jumlah Produksi is Sedang)
20. if (Permintaan is Banyak) and (Persediaan is Sedang) then (Jumlah Produksi is Sedang)
21. if (Permintaan is Banyak) and (Persediaan is Banyak) then (Jumlah Produksi is Sedang)
22. if (Permintaan is Banyak) and (Persediaan is Banyak) then (Jumlah Produksi is Banyak)
Langkah terakhir adalah penegasan (defuzzyfikasi). Penegasan dilakukan dengan bantuan software matlab 6.1 toolbox fuzzy. Hasil pengujian dengan metode centroid dengan input jumlah permintaan sebesar 21.945 unit dan jumlah persediaan sebesar 1.824 unit menghasilkan output jumlah produksi sebesar 20.300 unit. Penalaran fuzzy dengan menggunakan metode centroid digambarkan seperti pada gambar 4.
Pembahasan Kelompok
Dalam makalah ini hal yang pertama dilakukan adalah pengumpulan dan identifikasi data. Identifikasi data dilakukan dengan penentuan variabel yang diperlukan dalam melakukan perhitungan dan analisis masalah. Pengolahan data dilakukan dengan menentukan variabel dan semesta pembicaraan, dilanjutkan dengan membentuk himpunan fuzzy. Pada metode mamdani baik variabel input maupun variabel output dibagi menjadi satu atau lebih himpunan fuzzy. Langkah selanjutnya adalah membuat fungsi keanggotaan untuk tiap variable.
Setelah penentuan fungsi keanggotaan variabel, maka dilakukan pembentukan aturan logika fuzzy. Pada metode mamdani, fungsi implikasi yang digunakan untuk tiap – tiap aturan adalah fungsi min. Langkah terakhir adalah penegasan (defuzzyfikasi). Penegasan dilakukan dengan bantuan software matlab 6.1 toolbox fuzzy. Pengujian dilakukan dengan metode centroid dengan input jumlah permintaan dan jumlah persediaan menghasilkan output jumlah produksi. Penalaran fuzzy dengan menggunakan metode centroid digambarkan seperti pada gambar 4. Dari gambar tersebut data diketahui input dan output yang ditampilkan sesuai dengan aturan logika yang telah dibuat.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, serta uraian – uraian yang telah dikemukakan, maka dapat diambil kesimpulan yaitu : Untuk menentukan jumlah produksi pada bulan juli 2005, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan bantuan software Matlab 6.1 Toolbox Fuzzy, dimana pada penegasan (defuzzyfikasi) dengan menggunakan metode centroid. Dengan memasukkan variabel input, yaitu jumlah permintaan sebesar 21.945 unit dan jumlah persediaan sebesar 1.824 unit, maka hasil yang didapatkan untuk jumlah produksi pada bulan juli 2005 sebesar 20.300 unit.
Senin, 31 Mei 2010
Tugas ke 8 Pembahasan Aplikasi Fuzzy Logic
Diposting oleh Kelompok Rybut di 00.32 0 komentar
Tugas ke 7 Program Fuzzy Logic
Pengaturan Mesin Pengering Pakaian Otomatis dengan menggunakan Fuzzy Logic Control.
INPUT
BERAT (KG)
KADAR AIR (%)
OUTPUT
LAMA PENGERINGAN (MENIT)
SIMULASI MATLAB
Input Bobot (Kg)
Input Kadar Air (%)
RULE EDITOR
RULE BASE
TAMPILAN TIGA DIMENSI
OUTPUT
LAMA PENGERINGAN (Menit)KETERANGAN :
INPUT
KETERANGAN :
INPUT
BOBOT: (0 - 6 Kg)
*Ringan (0 - 2 Kg)
*Sedang (2 - 4.5 Kg)
*Berat (4.5 - 6 Kg)
KADAR AIR: (0 - 100 %)
*Lembab (0 - 20 %)
*Sedang (20 - 60 %)
*Basah (60 - 100 %)
OUTPUT
WAKTU: (0 - 10 Menit)
*Cepat (0 - 3 Menit)
*Sedang (3- 7 Menit)
*Lambat (7 - 10 Menit)
Kesimpulan
2. Semakin lembab suatu pakaian maka akan semakin cepat waktu pengeringannya
3. Semakin berat jumlah pakaian yang dikeringkan maka akan semakin lama waktu pengeringannya
4. Semakin ringan jumlah pakaian yang dikeringkan maka akan semakin cepat waktu pengeringannya
Diposting oleh Kelompok Rybut di 00.25 0 komentar
Tugas ke 6, Makalah Fuzzy
Aplikasi Kendali Fuzzy Logic untuk Pengaturan Kecepatan
Motor Universal
Motor Universal
Thiang, Resmana, Wahyudi
Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra
e-mail : thiang@petra.ac.id, resmana@petra.ac.id
Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra
e-mail : thiang@petra.ac.id, resmana@petra.ac.id
Abstrak
Dalam makalah ini disajikan aplikasi kendali fuzzy logic untuk pengaturan kecepatan motor universal. Kendali
fuzzy logic diimplementasikan pada komputer dan programnya dibuat dengan bahasa Pascal. Pengaturan
kecepatan motor dilakukan dengan mengatur tegangan motor dan menggunakan metode Pulse Width Modulation
(PWM). Pembebanan pada motor dilakukan dengan cara pengereman secara mekanik. Feedback sistemnya
adalah sinyal frekuensi dari tacho dan sinyal frekuensi ini diubah menjadi tegangan untuk diinputkan pada
komputer melalui ADC.Sistem fuzzy logic mempunyai 2 crisp input yaitu error dan perubahan error kecepatan
motor dan mempunyai 1 crisp output yaitu perubahan tegangan. Metode defuzzifikasi yang digunakan adalah
metode mean of maxima dan center of area. Jumlah label dari membership function bervariasi 3 label, 5 label dan
7 label. Jumlah rule bervariasi tergantung dari jumlah label yang digunakan. Respon sistem ditampilkan dalam
bentuk grafik kecepatan motor terhadap waktu. Hasil pengujian menunjukkan membership function dengan
bentuk segitiga atau trapezoid tidak memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap respon sistem. Metode
defuzzifikasi center of area lebih baik dibandingkan dengan metode mean of maxima. Respon sistem akan lebih
baik bila menggunakan membership function dengan jumlah label yang lebih banyak.
Kata Kunci : Kendali Fuzzy Logic, Fuzzy Inference, Motor Universal
Abstract
This paper present the application of fuzyy logic control for universal motor speed control. Fuzzy logic control is
implemented on a personal computer, while the program is made in Pascal. The speed control is done by
adjusting motor voltage and using Pulse Width Modulation (PWM) Method. The loading on the motor is
executed mechanical braking. The system feedback is a signal frequency from tacho, which is, then changed into
voltage for computer input through ADC. Fuzzy logic system applies two crisps of input: error and error chage
of the motor speed; and an output crisp, i.e. voltage change. The dufuzzification methods used are mean of
maxima and center of area. The numbers of rules vary based on the numbers of the label used. The system
response is displayed by graphic of the motor speed toward time. The testing result showed that the membership
functions in triangle and trapezoid forms did not contribute significant influence to the system response; between
the two methods of defuzzification, the center area was better than the mean of maxima; and the system response
will be much bettter if more membership functions were used.
Keywords: Fuzzy Logic Control, Fuzzy Interference, Universal Motor
Salah satu bagian yang penting dalam mendesain
sistem kendali konvensional seperti Proporsional
(P), Proporsional-Integral (PI) dan Proporsional-
Integral-Derivatif (PID) adalah model matematika
dari sistem. Model matematika untuk
sistem linier masih bisa didapatkan tetapi pada
sistem non-linier, tidak mudah menurunkan
model matematika dari sistem.
Kendali fuzzy logic memberikan alternatif lain
dalam sistem kendali. Dalam kendali fuzzy logic
tidak diperlukan model matematika dari sistem
karena kendali fuzzy logic bekerja berdasarkan
rule-rule yang diekstrak sesuai dengan pemikiran
dan pengetahuan manusia baik sebagai operator
atau ahli.
Dalam penelitian ini disajikan implementasi
kendali fuzzy logic untuk pengaturan kecepatan
motor universal. Proses fuzzy inference dalam
kendali fuzzy logic terdiri atas 3 bagian yaitu
fuzzifikasi, evaluasi rule dan defuzzifikasi.
Catatan : Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1
Mei 2001. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada Jurnal
Teknik Elektro volume 1 nomor 2 September 2001
Jurnal Teknik Elektro Vol.1, No.1 Maret 2001 : 33 – 42
34
Fuzzifikasi mengubah nilai crisp input menjadi
nilai fuzzy input. Proses evaluasi rule mengolah
fuzzy input sehingga menghasilkan fuzzy output.
Defuzzifikasi mengubah fuzzy output menjadi
nilai crisp output. Gambar 1 menunjukkan
struktur dasar dari kendali fuzzy logic.
Gambar 1. Struktur Dasar Kendali
Fuzzy Logic
Sistem fuzzy yang didesain mempunyai 2 input
yaitu error dan perubahan error dan 1 output
yaitu perubahan tegangan motor. Jumlah label
untuk masing-masing input dan output
membership function (MF) dibuat bervariasi,
demikian juga untuk bentuk membership
function. Hal ini dilakukan untuk menguji
bagaimana pengaruh jumlah label terhadap
respon sistem kendali. Ada dua metode
defuzzifikasi yang diterapkan yaitu center of
area (COA) dan mean of maxima (MOM). Dari
dua metode ini akan dibandingkan yang mana
menghasilkan respon sistem yang lebih baik.
Deskripsi Sistem
1. Perangkat Keras Sistem
Blok diagram sistem kendali kecepatan motor
universal dapat dilihat pada gambar 2.
Spesifikasi motor universal yang digunakan
adalah 85 watt, 200/220 volt, 6000 rpm. Sebagai
sensor untuk membaca kecepatan motor
digunakan tachometer. Gambar rangkaian
tachometer dapat dilihat pada gambar 3. Output
dari rangkaian tachometer berupa sinyal
frekuensi diubah menjadi tegangan oleh
rangkaian pengubah frekuensi menjadi tegangan.
Tegangan output rangkaian ini oleh Analog to
Digital Converter (ADC) diubah menjadi data
digital yang akan dibaca oleh komputer. Gambar
rangkaian pengubah frekuensi menjadi tegangan
dan rangkaian ADC dapat dilihat pada gambar 4
dan gambar 5. ADC yang digunakan adalah
ADC MAX 191 yang mempunyai data output 12
bit sehingga dapat diperoleh respon kendali yang
lebih baik.
Pengaturan kecepatan motor dilakukan oleh
rangkaian driver motor. Rangkaian ini bekerja
berdasarkan metode Pulse Width Modulation
(PWM). Output dari PWM akan menggerakkan
optocoupler MOC 3020 yang selanjutnya
memberikan trigger pada triac. Gambar
rangkaian driver motor dapat dilihat pada
gambar 7.
Rangkaian driver motor mendapat input dari
output Digital to Analog Converter (DAC).
Rangkaian driver motor mengolah sinyal analog
yang berupa tegangan dari DAC untuk
menghasilkan putaran motor yang sesuai. DAC
yang digunakan adalah DAC 1210 yang
memiliki ketelitian 12 bit. Gambar 6
menunjukkan rangkaian DAC 1210.
Gambar 2. Blok Diagram Sistem Kendali Kecepatan Motor Universal
Fuzzy Output
Fuzzy Input
Crisp Output
Crisp Input
Proses
Kendali
Fuzzifikasi
Evaluasi
Rule
Defuzzifikas
i
INTERFACE
IBM PC
+
_ FLC DAC
ADC
DRIVER
F to V
MOTOR
TACHO
Setting
Point
Aplikasi Kendali Fuzzy Logic untuk Pengaturan Kecepatan Motor Universal
[ Thiang et al. ]
35
Gambar 3. Rangkaian Tachometer
Gambar 4. Rangkaian pengubah Frekuensi Menjadi Tegangan
Gambar 5. Rangkaian ADC
Jurnal Teknik Elektro Vol.1, No.1 Maret 2001 : 33 – 42
36
Gambar 6. Rangkaian DAC
Gambar 7. Rangkaian Driver Motor
2. Desain Sistem Kendali Fuzzy Logic
Sistem kendali fuzzy logic yang dikembangkan
dalam penelitian ini mempunyai dua crisp input
yaitu error dan perubahan error kecepatan motor
dan satu crisp output yaitu perubahan tegangan.
Error dan perubahan error didefinisikan dengan
perumusan sebagai berikut:
Error = PV – SP
Derror = Error(n) – Error(n-1)
PV adalah kecepatan motor aktual sedangkan SP
adalah kecepatan motor yang dinginkan. Derror
didefinisikan sebagai selisih error sekarang
dengan error sebelumnya.
Aplikasi Kendali Fuzzy Logic untuk Pengaturan Kecepatan Motor Universal
[ Thiang et al. ]
37
Gambar 8. Membership Function Bentuk Segitiga 3 Label
Gambar 9. Membership Function Bentuk Segitiga 5 Label
Gambar 10. Membership Function Bentuk Segitiga 7 Label
Dalam sistem ini didesain membership function
untuk input dan output dengan jumlah label
bervariasi yaitu 3, 5 dan 7 label dan dengan
bentuk yang bervariasi yaitu segitiga dan
trapezoid. Gambar 8 sampai dengan gambar 13
menunjukkan membership function untuk input
dan output yang telah didesain.
Jurnal Teknik Elektro Vol.1, No.1 Maret 2001 : 33 – 42
38
Gambar 11. Membership Function Bentuk Trapezoid 3 Label
Gambar 12. Membership Function Bentuk Trapezoid 5 Label
Gambar 13. Membership Function Bentuk Trapezoid 7 Label
Fuzzy if-then – rule didesain dengan mengekstrak
dari pengalaman operator atau
pengetahuan para ahli. Rule yang telah didesain
dapat dilihat pada tabel 1, 2 dan 3.
Aplikasi Kendali Fuzzy Logic untuk Pengaturan Kecepatan Motor Universal
[ Thiang et al. ]
39
Tabel 1. If-Then Rule untuk Bentuk Segitiga/Trapezoid 3 Label
Error
DV Neg Zero Pos
Neg Pos Pos Neg
Zero Pos Zero Neg
Derror
Pos Pos Neg Neg
Tabel 2. If-Then Rule untuk Bentuk Segitiga/Trapezoid 5 Label
Error
DV NB NS ZE PS PB
NB PB PB ZE NS NS
NS PB PB ZE NS NS
ZE PB PB ZE NS NS
PS PS PS NS NS NS
DError
PB PS ZE NB NB NB
Tabel 3. If-Then Rule untuk Bentuk Segitiga/Trapezoid 7 Label
Error
DV NB NM NS ZE PS PM PB
NB PB PM PS PM NS NS NM
NM PB PM PS PS NS NS NM
NS PB PM PS PS NS NS NM
ZE PB PM PS ZE NS NS NM
PS PB PM PS NS NS NS NB
PM PB PS ZE NS NM NM NB
DError
PB PB PS NS NM NM NM NB
3. Desain Program Kendali Fuzzy Logic
Proses kendali fuzzy logic dilakukan oleh
program yang dibuat dengan bahasa pascal
menggunakan kompiler turbo pascal
7.0.Program ini melakukan pembacaan data
aktual dari ADC yang merepresentasikan
kecepatan motor kemudian dibandingkan dengan
setting point dan melakukan proses fuzzy
inference yang meliputi fuzzifikasi, evaluasi
rule dan defuzzifikasi. Hasil fuzzy inference
dioutputkan ke DAC untuk mengendalikan
kecepatan motor. Respon dari sistem
ditampilkan dalam bentuk grafik terhadap waktu.
Diagram alir program kendali fuzzy logic dapat
dilihat pada gambar 14.
Y
T
Start
Input Setting Point
Baca ADC (RPM Aktual)
Menghitung Error dan DError
Fuzzy Inference System
· Fuzzifikasi, Evaluasi Rule,
Defuzzifikasi
Output ke DAC
Stop ?
End
Jurnal Teknik Elektro Vol.1, No.1 Maret 2001 : 33 – 42
40
Gambar 14. Diagram Alir Program Kendali Fuzzy Logic
Pengujian Sistem
Pengujian sistem dilakukan dengan melihat
respon sistem terhadap fungsi waktu. Selama:
selang waktu tertentu akan diamati respon sistem
terhadap pemberian beban dan pelepasan beban
dengan berbagai kondisi meliputi
1. Variasi bentuk membership function
2. Variasi jumlah label membership function
3. Variasi metode defuzzifikasi
Berikut adalah grafik-grafik respon sistem
terhadap waktu, hasil dari pengujian yang telah
dilakukan. Dalam pengujian ini, beban yang
diberikan adalah sebesar 100 gr dan ditentukan
setting point 5000 rpm.
Gambar 15. Respon Sistem dengan MF Segitiga,
3 Label, Metode COA
Gambar 16. Respon Sistem dengan MF Segitiga,
5 Label, Metode COA
Gambar 18. Respon Sistem dengan MF
Trapezoid, 3 Label, Metode COA
Gambar 19. Respon Sistem dengan MF
Trapezoid, 5 Label, Metode COA
Gambar 20. Respon Sistem dengan MF Segitiga,
3 Label, Metode MOM
Gambar 21. Respon Sistem dengan MF Segitiga,
5 Label, Metode MOM
Gambar 17. Respon Sistem dengan MF Segitiga,
7 Label, Metode COA
MF Segitiga, 3 Label, COA
MF Segitiga, 5 Label, COA
MF Segitiga, 7 Label, COA
MF Trapezoid, 3 Label, COA
MF Trapezoid, 5 Label, COA
MF Segitiga, 3 Label, MOM
MF Segitiga, 5 Label, MOM
Aplikasi Kendali Fuzzy Logic untuk Pengaturan Kecepatan Motor Universal
[ Thiang et al. ]
41
Gambar 22. Respon Sistem dengan MF
Segitiga, 7 Label, Metode MOM
Gambar 23. Respon Sistem dengan MF
Trapezoid, 3 Label, Metode MOM
Gambar 24. Respon Sistem dengan MF
Trapezoid, 5 Label, Metode MOM
Gambar 25. Respon Sistem dengan MF
Trapezoid, 7 Label, Metode MOM
Dari grafik respon sistem terlihat bahwa secara
umum motede Center of Area menghasilkan
kendali yang lebih baik dibandingkan dengan
metode Mean of Maxima. Metode Center of
Area tidak memberikan perbedaan respon
sistem yang signifikan untuk variasi bentuk
membership function dan variasi jumlah
label. Metode Mean of Maxima memberikan
perbedaan respon sistem yang signifikan
untuk variasi jumlah label. Respon yang
ditunjukkan oleh membership function
dengan 7 label adalah yang terbaik,
kemudian 5 label dan 3 label.
Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dalam
pengujian respon sistem kendali baik dengan
variasi bentuk membership function, variasi
jumlah label membership function dan
variasi metode defuzzifikasi, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
· Kendali fuzzy logic relatif mudah
diimplementasikan karena tidak membutuhkan
model matematika tetapi
bekerja berdasarkan rule yang dapat
diekstrak dari pengalaman dan keahlian
seorang operator.
· Bentuk membership function antara
segitiga dan trapezoid tidak memberi
pengaruh yang cukup besar dalam
menentukan respon sistem.
· Metode defuzzifikasi Center of Area
menghasilkan kendali yang lebih baik
dibandingkan dengan metode mean of
maxima
· Semakin banyak jumlah label dalam
membership function memungkinkan
untuk menghasilkan kendali yang lebih
baik terutama untuk metode defuzzifikasi
mean of maxima
MF Segitiga, 7 Label, MOM
MF Trapezoid, 3 Label, MOM
MF Trapezoid, 5 Label, MOM
MF Trapezoid, 7 Label, MOM
Jurnal Teknik Elektro Vol.1, No.1 Maret 2001 : 33 – 42
Daftar Pustaka
[1]. Evans, Gerald W. Application of Fuzzy
Set Methodologies in Industrial Engineering,
Amsterdam : Elsevier Science
Publisher B.V, 1989.
[2]. Klir, George J and Yuan Bo. Fuzzy Sets
and Fuzzy Logics: Theory and Applications.
New Jersey , Prentice-Hall Inc.,
1995.
[3]. Sugeno, Michio. Industrial Applications
of Fuzzy Control. Amsterdam , Elsevier
Science Publisher B.V, 1992.
[4]. Terano, Toshiro. Fuzzy System Theory
and It’s Applications. London, Academic
Press, Inc., 1992.
[5]. Terano, Toshiro. Applied Fuzzy Systems.
London, Academic Press Inc.,
1994.
Diposting oleh Kelompok Rybut di 00.10 0 komentar
Tugas ke 5, Makalah JST
SIMULASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS METODE BACKPROPAGATION
1. Pendahuluan
Latar Belakang
Seiring perkembangan jaman peran komputer semakin mendominasi kehidupan. Lebih dari itu, komputer saat ini diharapkan dapat digunakan untuk mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakan oleh manusia baik di rumah tangga, industri bahkan di lingkungan pendidikan. Untuk memecahkan masalah dengan komputer, program harus dibuat terlebih dahulu kemudian akan diproses selanjutnya. Tanpa program, komputer hanyalah sebuah kotak besi yang tidak berguna.
Motor DC banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam dunia industri maupun rumah tangga. Motor DC yang beredar sebenarnya sudah menggunakan bahasa logika sederhana ada yang dikendalikan manual oleh manusia, sebagian sudah ada yang menggunakan mikrokontroller, algoritma fuzzy maupun algortim dan kendali lainya yang menggunakan bahasa pemrograman yang berbeda. Motor yang beredar di masyarakat akan lebih menghasilkan produk yang bagus dan memiliki tingkat presisi tinggi apabila kesalahan dari faktor manusia dapat diperkecil.
Dari beberapa pengendalian yang menggunakan algoritma fuzz dan mikrokontroller atau yang lainnya, error yang dihasilkan terlalu besar berkisar antara 3-10%.
2. Dasar Teori
Jaringan Syaraf Manusia sebagai Dasar Jaringan Syaraf Tiruan
Beberapa hal yang mendasari kerja Jaringan Syaraf Manusia (JSM), diantaranya mengenai penyimpanan informasi dan daya ingat, dimana bila suatu sinyal tertentu melalui sinapsis secara berulang-ulang, maka sinapsis tersebut menjadi lebih mampu menghantarkan sinyal pada
kesempatan berikutnya. Hal ini mendasari adanya proses belajar atau pelatihan (learning), jadi JST yang akan digunakan pasti melalui proses pelatihan secara berulang-ulang terlebih dahulu. Dalam JSM, akson dan dendrit bercabang- cabang sedemikian banyaknya yang menunjukan bahwa adanya sistem paralel dan terdistribusi. Akson dan dendrit pada JSM bercabang-cabang dengan pola yang tidak teratur, sedangkan pada JST, keparalelan dan kedistribusian cabang-cabang itu membentuk pola tertentu. JST merupakan bagian dari Artificial Intelligence (AI) yang berbasis hubungan, karena cara kerjanya melihat pada JSM. Secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut: beberapa bongkol (baik eksitasi maupun inhibisi) masuk ke suatu neuron, oleh neuron masukan tersebut dijumlahkan, kemudian dibandingkan dengan nilai ambangnya. Hasil penjumlahan baru bisa berarti jika besarnya kecilnya bobot hubungan telah teratur.
2.2 Algoritma Backpropagation
JST backpropagataion atau rambat balik (JST- BP) adalah metode yang paling sederhana dan mudah dipahami dari metode-metode yang lain. JST-BP akan merubah bobot biasnya untuk mengurangi perbedaan antara output jaringan dan target output. Setelah pelatihan selesai, dilakukan pengujian terhadap jaringan yang telah dilatih. Pembelajaran algoritma jaringan syaraf membutuhkan perambatan maju dan diikuti dengan perambatan mundur. Keduanya dilakukan untuk semua pola pelatihan
2.3 Motor DC
Motor DC adalah sistem mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah menjadi tenaga gerak atau mekanis. Motor DC hampir dapat dijumpai di setiap peralatan baik rumah tangga, kendaraan bahkan dalam dunia industri sekalipun, dari yang beukuran mikro sampai motor yang memiliki kekuatan ribuan daya kuda.
2.3.1 Karakteristik Motor DC
Pada motor shunt eksitasi terpisah, bertambahnya kopel arus jangkar (Ia) mengakibatkan kecepatan (n) menurun. Pada motor seri, bertambahnya kopel (arus) akan menyebabkan bertambahnya harga fluks ( ), karena fluks pada motor seri merupakan merupakan fungsi Ia
Ea = Vt – Ia Ra,
(1) Ea = C n
(2) n = Vt – Ia Ra / C ,
2.3.2 Pengaturan Kecepatan Motor DC
Tiga parameter yang biasa diatur adalah:
a. Medan shunt ( ), dengan menyisipkan tahanan variabel yang dipasang seri terhadap kumparan medan (motor shunt), maka dapat diatur arus medan dan fluksnya. Rugi panas yang ditimbulkan sangat kecil pengaruhnya. Karena besarnya fluks yang dicapai oleh kumparan medan terbatas, kecepatan yang diaturpun akan terbatas.
b. Tegangan (Vt), dikenal dengan metode Ward Leonard. Menghasilkan suatu pengaturan kecepatan yang sangat halus dan banyak dipakai untuk lift, mesin bubut dan lain-lain. Satu-satunya kerugian dalam sistem ini adalah biaya untuk penambahan generator dan penggerak awal
c. Tahanan (Ra), dengan menyisipkan tahanan variabel terhadap tahanan jangkar. Cara ini jarang dipakai, karena penambahan tahanan seri terhadap tahanan jangkar menimbulkan rugi panas yang cukup besar.
c. Tahanan (Ra), dengan menyisipkan tahanan variabel terhadap tahanan jangkar. Cara ini jarang dipakai, karena penambahan tahanan seri terhadap tahanan jangkar menimbulkan rugi panas yang cukup besar.
3. Perancangan Sistem
Pelatihan dari sistem pengendalian dirancang dengan menggunakan metode inverse, dimana masukan dari plant adalah sebagai target atau keluaran dari JST, sehingga skenario keluarannya akan digunakan kembali sebagai masukan. Karena pada pelatihan menggunakan metode inverse, maka masukan dan keluaran dari sistem kendali yang sebenarnya akan dibalik pada saat pelatihan. Pada saat pelatihan masukan dari JST adalah keluaran dari motor, yaitu kecepatan atau putaran dari motor, sedangkan keluaran atau target dari JST adalah merupakan masukan motor, yaitu tegangan.
Pelatihan dari sistem pengendalian dirancang dengan menggunakan metode inverse, dimana masukan dari plant adalah sebagai target atau keluaran dari JST, sehingga skenario keluarannya akan digunakan kembali sebagai masukan. Karena pada pelatihan menggunakan metode inverse, maka masukan dan keluaran dari sistem kendali yang sebenarnya akan dibalik pada saat pelatihan. Pada saat pelatihan masukan dari JST adalah keluaran dari motor, yaitu kecepatan atau putaran dari motor, sedangkan keluaran atau target dari JST adalah merupakan masukan motor, yaitu tegangan.
Kemampuan dari JST akan dipergunakan untuk mengidentifikasikan motor. Selanjutnya hasil proses identifikasi digunakan pada proses pengendalian kecepatan motor. Perangkat lunak yang digunakan dalam perancangan sistem adalah Matlab 6.5 release
13, karena memiliki bahasa tingkat tinggi dan dapat digunakan untuk komputasi teknik, penghitungan, visualisasi dan pemrograman. Selain itu juga memiliki neural network (NN) toolbox, sehingga memudahkan dalam perancangan program JST maupun pensimulasian dari sistem yang telah dilatih. Beberapa kegunaan lain dari Matlab di antaranya adalah untuk pengembangan algoritma, pemodelan, simulasi dan pembuatan antarmuka GUI (Graphical User Interface).
Kemampuan dari JST akan dipergunakan untuk mengidentifikasikan motor. Selanjutnya hasil proses identifikasi digunakan pada proses pengendalian kecepatan motor. Perangkat lunak yang digunakan dalam perancangan sistem adalah Matlab 6.5 release
13, karena memiliki bahasa tingkat tinggi dan dapat digunakan untuk komputasi teknik, penghitungan, visualisasi dan pemrograman. Selain itu juga memiliki neural network (NN) toolbox, sehingga memudahkan dalam perancangan program JST maupun pensimulasian dari sistem yang telah dilatih. Beberapa kegunaan lain dari Matlab di antaranya adalah untuk pengembangan algoritma, pemodelan, simulasi dan pembuatan antarmuka GUI (Graphical User Interface).
4. Analisis Kelompok
Berikut ini kelompok kami akan menampilkan tabel perbandingan yang didapat dari keadaan motor real dengan tegangan medan tetap (100 volt).
Pada saat tegangan jangkar 150 volt kecepatan maksimum mencapai 1913.3 rpm, tetapi pada data board pada motor sebenarnya, kecepatan maksimum saat tegangan jangkar 150 volt adalah 1750 rpm. Hal ini banyak terjadi pada keadaan motor sebenarnya, yang disebabkan karena usia motor yang cukup lama dan penggunaan yang sering dilakukan, sehingga menyebabkan perubahan pada beberapa piranti pada motor yang sudah tidak sesuai dengan standarisasi pada saat motor diproduksi.
Dengan mengunakan data yang sama pada motor sebenarnya, data input dan output dari hasil simulasi disimpan kedalam workspace Matlab untuk dijadikan sebagai masukan dan target pada pelatihan JST sebagai pengendali motor DC Pelatihan dengan menggunakan for-while loopskurang mendapatkan hasil yang lebih maksimum, disebabkan karena data input dan target JST terlalu banyak, kurang lebih sebanyak 150676 data input dan 150676 data output. Sebagai perbandingan, untuk melakukan 1000 iterasi dengan 1 HL dan 7 sel neuron menggunakan for- while loops, membutuhkan waktu kurang lebih selama 18 jam. Berbeda dengan pelatihan menggunakan fungsi newff yang disediakan oleh Matlab. Dengan menggunakan struktur JST yang sama, 1000 iterasi dapat dilakukan hanya dalam hitungan menit. Pelatihan dan pengujian JST menggunakan Matlab akan lebih cepat jika semua data input, output dan bobot-bias dijadikan kedalam bentuk perhitungan matrik seperti yang terdapat pada fungsi newff.
Hasil pelatihan terbaik adalah adalah pada tabel nomor 10. Pelatihan berhenti ketika iterasi yang ditentukan sudah tecapai dengan Mean Square Error (MSE) 0.0070382. MSE pada tabel nomor 15 lebih kecil 2e-7 dari MSE pada tabel nomor 10. Tetapi jumlah iterasi 2 kali lebih besar dari iterasi pada tabel nomor 10, sehingga untuk pengujian jaringan akan digunakan struktur pada tabel nomor 10. Pada tabel nomor 5, pelatihan berhenti karena gradient sudah mencapai target, artinya MSE yang dihasilkan sudah mencapai nilai yang paling minimum untuk arsitektur JST sebagai pengendali motor DC Fungsi aktivasi identitas dapat menghasilkan MSE hampir mendekati target, yang disebabkan karena input dan target dari JST memiliki nilai yang sebanding, hal ini sesuai dengan fungsi aktivasi identitas dimana masukan fungsi sama dengan keluarannya. Jumlah lapisan dan sel neuron pada masing-masing lapisan tersembunyi tidak berpengaruh besar terhadap MSE, kecuali jika variasi dari nilai learning rate (LR) dan MC yang digunakan sesuai dengan arsitektur JST. Tetapi hampir semua pelatihan yang menggunakan fungsi aktivasi sigmoid bipolar pada hidden layer (HL) dan lapisan keluaran tidak dapat mencapai target iterasi dan MSE, disebabkan karena fungsi aktivasi sigmoid bipolar memiliki nilai range antara 1 sampai -1. Sedangkan pada pelatihan, nilai input dan target sudah di normalisasi agar menghasikan kecepatan yang lebih cepat, sehingga target memiliki nilai antara 0 sampai 1.
Nilai LR dan MC akan berpengaruh terhadap perubahan MSE pada setiap iterasi. Semakin besar nilai LR, akan semakin cepat pelatihan mendekati nilai error minimum, tetapimenghasilkan perubahan MSE yang tidak stabil. Jika nilai LR dengan 10 lapisan tersembunyi. Nilai gradient menggunakan nilai default fungsi newff yaitu 1e-10.Nilai gradient yang dihasilkan dan ditampilkan akan selalu dipengaruhi oleh perubahan nilai MSE. Penentuan nilai momentum coefisient (MC) akan berpengaruh langsung kepada perubahan bobot.
digunakan terlalu kecil, maka akan menyebabkan pelatihan lebih lama mendekati nilai error minimum yang ditentukan dan iterasi semakin besar. Berbeda dengan nilai MC, semakin kecil nilai MC yang digunakan maka semakin banyak iterasi yang dibutuhkan untuk mencapai error minimum. Sehingga nilai yang digunakan untuk pelatihan tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, sesuai dengan variasi nilai antara LR dan MC.
Penentuan jumlah target iterasi (epoch) dilihat dari struktur pelatihan jaringan. Jika jaringan memiliki HL dan jumlah neuron yang banyak, maka target iterasi di set tidak terlalu besar agar pelatihan tidak menggunakan memori pada personal computer(PC) terlalu banyak. Semakin banyak jumlah lapisan dan jumlah sel neuron pada masing-masing lapisan, semakin banyak komputasi, semakin besar memori PC yang digunakan dan akan semakin lama waktu yang ditempuh untuk mencapai error minimum. Dari tabel diatas maka struktur jaringan yang akan digunakan adalah strukur jaringan pada tabel nomor 10. Dimana struktur jaringan terdiri dari 2 sel neuron input. Input pertama adalah set point, sel neuron kedua adalah perubahan dari kecepatan yang dihasilkan motor. Lapisan input (v) terdiri dari 5 sel neuron, sedangkan lapisan tersembunyi terdiri dari 2 lapisan. Lapisan tersembunyi pertama (w) terdiri dari 3 sel neuron dan sesuai dengan target system JST, maka HL kedua atau lapisan output (w_out) terdiri dari 1 sel neuron. Fungsi aktivasi yang digunakan pada setiap lapisannya adalah fungsi identitas. Struktur terbaik jaringan kemudian di uji dengan menggunakan masukan step. Perlu diketahui waktu (t) adalah dalam satuan detik Matlab, bukan dalam real time. Karakteristik respon transien dari JST sebagai pengendali kecepatan motor DC dengan menggunakan step input adalah sebagai berikut :
a. Waktu tunda (td) adalah waktu yang diperlukan oleh tanggapan untuk mencapai setengah (50%) dari nilai akhirnya yaitu selama 1.9 detik.
b. Waktu naik (tr) adalah waktu yang diperlukan oleh tanggapan untuk naik dari 0% menjadi
100% dari nilai akhir yaitu selama 18.7 detik.
c. Maksimum overshoot (mp) adalah nilai puncak kurva tanggapan diukur dari satuan waktu, digunakan untuk mengukur kestabilan relatif dari sistem. Pada grafik tidak terlihat adanya overshoot, disebabkan karena pelatihan menggunakan LR yang keci dan juga disebabkan karena karakteristik dari motor DC dimana kecepatan berbanding terbalik dengan torsi.
d. Waktu puncak adalah waktu yang diperlukan tanggapan untuk mencapai puncak atau maksimum overshoot. Karena tidak ada overshoot, maka waktu puncak (tp) juga tidak ada.
e. Waktu turun (ts) adalah waktu yang diperlukan untuk menanggapi kurva agar dapat mencapai dan tetap berada dalam persentase nilai akhir tertentu dan biasanya digunakan batasan 5%. Seperti telihat pada gambar 4.16 diatas, grafik kecepatan yang dihasilkan sudah stabil, sehingga waktu turun (ts) sama dengan waktu naik (tr).
Kemudian pengujian jaringan dilakukan dengan data offline dan data online. Pengujian data offline dilakukan dengan data input menggunakan data masukan (tegangan) yang digunakan juga saat pelatihan. Sedangkan
Grafik hasil dari pengujian (biru) sudah hampir mengikuti dari grafik target tegangan pelatihan (merah). Pada data awal, grafik pengujian menunjukan proses adaptasi yang akan diperbaiki untuk data berikutnya. Proses adaptasi akan terus dilakukan pada setiap awal perubahan nilai dari tegangan. Hasil pengujian tersebut membuktikan bahwa, pelatihan jaringan sudah cukup baik dan akan digunakan lebih lanjut dalam pengujian online menggunakan toolbox simulink pada Matlab dan pengujian menggunakan GUI (Graphical User Interface).
Pengujian online dilakukan dengan memberikan set point kecepatan (input pertama) dan menghasilkan keluaran jaringan berupa tegangan, tegangan inilah yang akan memberi masukan pada motor untuk menghasilkan keluaran berupa kecepatan motor. Kemudian kecepatan motor akan di-feedback menjadi input jaringan kedua.
Pengujian online dilakukan dengan memberikan set point kecepatan (input pertama) dan menghasilkan keluaran jaringan berupa tegangan, tegangan inilah yang akan memberi masukan pada motor untuk menghasilkan keluaran berupa kecepatan motor. Kemudian kecepatan motor akan di-feedback menjadi input jaringan kedua.
Set point yang berupa kecepatan di masukan melalui blok step. Kecepatan dari motor mampu mengikuti kacepatan dari set point, hanya pada kecepatan-kecepatan tertentu motor tidak dapat mengikuti, tetapi dengan selisih yang cukup kecil. Sesuai dengan karakteristik dari motor DC (gambar 3), kecepatan yang dihasilkan motor DC tidak bisa langsung mengikuti disebabkan karena kecepatan berbanding terbalik dengan torsi motor dan torsi motor saat keadaan awal akan lebih besar. Berikut ini adalah tabel perbandingan hasil pengujian menggunakan simulink, dimana nilai input kecepatan dipilih atau ditentukan secara acak
5. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan kelompok maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Pelatihan dan pengujian akan lebih cepat jika data yang dihitung dalam jaringan menggunakan operasi matriks.
b. Banyaknya data yang dijadikan sebagai data pelatihan, berpengaruh terhadap lamanya waktu iterasi untuk mencapai taget error minimum, jumlah iterasi akan semakin banyak dan nilai MSE yang dihasilkan.
c. Struktur terbaik JST untuk sistem kendali kecepatan motor DC terdiri dari 5 sel neuron lapisan input. Lapisan tersembunyi terdiri dari 2 lapisan, dimana HL pertama memiliki 3 sel neuron, lapisan tersembunyi kedua terdiri dari 1 sel neuron. (Mean Square Error) MSE yang dihasilkan adalah 0.007382 dengan fungsi aktivasi setiap lapisan menggunakan fungsi purelin (fungsi identitas).
d. Persentase MSE untuk selisih kecepatan pengujian adalah sebesar 1.645 %.
e. Membuktikan bahwa dasar teori tentang pengaturan kecepatan motor DC metode Ward Leonard tentang penggunaan 2 motor dapat lebih efisien dengan Artificial Intellegence menggunakan Neural Network.
Diposting oleh Kelompok Rybut di 00.01 0 komentar
Langganan:
Postingan (Atom)